Friday, July 20, 2012

Venna Melinda

Nama Lengkap : Venna Melinda
Alias : Venna
Agama : Islam
Tempat Lahir : Surabaya, Jawa Timur
Tanggal Lahir : Kamis, 20 Juli 1972
Zodiac : Cancer
Hobby : Senam


Suami : Ivan Fadilla Soedjoko
Anak : Verrell Bramasta, Athalla Naufal

BIOGRAFI

Venna Melinda lahir di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 20 Juli 1972. Dia adalah seorang model dan artis yang sekarang menjadi seorang politikus. Venna mengawali karir di ranah entertainment dengan manjadi salah satu pemeran dalam film Catatan Si Boy II. Venna mengikuti ajang pemilihan abang None Jakarta pada tahun 1993. Pada tahun 1994, dia kemudian mengikuti ajang Pemilihan Putri Indonesia dan akhirnya keluar sebagai pemenang.

Setelah menjadi Putri Indonesia tahun 1994, karier Venna terus menanjak. Dia pun kembali ke dunia akting dan Multivision Plus mengorbitkannya lewat sinetron Bella Vista 1 dan Bella Vista 2. Sinetron lain yang pernah yang pernah ia bintangi antara lain: Bulan Bukan Perawan, Opera Jakarta, Tersanjung 5 dan Maha Pengasih.

Di tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, Venna meluncurkan buku yang berjudul Venna Melinda's Guide To Good Living. Buku ini mengisahkan keputusannya untuk mengambil langkah kehidupan yang seperti dijalaninya saat ini.

Pada tanggal 15 September 2004. Venna membuat perusahaan recordingnya sendiri yang dia beri label VM (Venna Melinda) Record. Berdirinya perusahaan ini bersamaan dengan album solo yang juga dirilis oleh Venna. Dalam pembuatan album solonya tersebut, Venna mengeluarkan kocek sendiri termasuk menjadi produser. Sebagai bukti keseriusannya, Venna menggandeng Dian Pramana Putra dan Pongki Singiku untuk membantu perwujudan album perdananya.

Di tahun 2009 Venna merambah dunia politik. Dia berhasil menjadi anggota DPR RI dari fraksi partai Demokrat. Sejak menjadi anggota Dewan, Venna aktif melakukan kunjungan sosial. Venna sempat mengunjungi daerah pembuangan sampah di Bantar Gebang untuk mendukung mereka yang kurang mampu di bidang pendidikan. Karir politik Venna makin mantap di awal 2010 saat dia dicalonkan menjadi bakal calon Bupati Blitar diusung oleh partai Demokrat dengan dukungan PKS, Golkar, dan PKB.

Sejak menjadi anggota Dewan, ibu dua anak ini aktif melakukan kunjungan sosial ke berbagai daerah yang membutuhkan perhatian. Seperti daerah pembuangan sampah di Bantar Gebang. Selain untuk melihat langsung kondisi masyarakat yang kurang beruntung di kawasan itu, Venna juga memberikan dukungan pada anak-anak kurang mampu khususnya bidang pendidikan yang selama ini menjadi fokus utamanya.

Selain memperjuangkan pendidikan yang layak untuk anak-anak dari keluarga miskin, Venna menyoroti kebijakan pemerintah tentang Ujian Nasional. Maraknya kekerasan di sekolah pun tak lepas dari perhatiannya. Venna mengaku, saat memutuskan terjun ke dunia politik, dirinya tak pernah setengah-setengah.

Meski kerap disibukkan dengan jadwal rapat dan kunjungan ke berbagai daerah, istri dari Ivan Fadilla Soedjoko ini tak melupakan kodratnya sebagai ibu dan istri. Venna mengaku, ia kerap diprotes anak-anaknya lantaran terlalu sibuk. Maka, ia tetap berusaha menyediakan waktu bagi kedua putranya yang kini mulai beranjak dewasa.


PENDIDIKAN
  •     Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti Jakarta

KARIR

  •     Anggota DPR RI Komisi I Fraksi Demokrat
  •     Aktris
  •     Model

PENGHARGAAN

  •     Putri Indonesia 1994

SOCIAL MEDIA
www.twitter.com/vennamelinda

Sunday, July 1, 2012

Susno Duadji

Nama Lengkap : Susno Duadji
Alias : No Alias
Agama : Islam
Tempat Lahir : Pagar Alam, Sumatera Selatan
Tanggal Lahir : Kamis, 1 Juli 1954
Zodiac : Cancer
Warga Negara : Indonesia

BIOGRAFI

Susno Duadji adalah mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri). Dia mulai meniti karir di kepolisian sebagai perwira polisi lalu lintas. Karirnya makin menanjak setelah menjabat Wakapolres Yogyakarta. Kemudian naik menjadi Kapolres di Maluku Utara, Kapolres Madiun dan Kapolresta Malang.

Lalu suami dari Herawati ini ditarik ke Jakarta dan menjadi Kepala Bidang Penerapan Hukum Divisi Pembinaan Hukum di Mabes Polri. Dia pun dipercaya mewakili institusi Polri membentuk KPK pada tahun 2003. Saat menjabat Kepala Bidang Penerapan Hukum Divisi Pembinaan Hukum Polri itu dia memperoleh pangkat Kombes. Setelah itu, pada tahun 2004 ditugaskan di Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) hingga menjabat Wakil Ketua PPATK dan pangkatnya menjadi Inspektur Jenderal (Irjen).

Selama tiga tahun di PPATK, Susno lalu dilantik sebagai Kapolda Jawa Barat. Hingga pada 24 Oktober 2008, dia menduduki posisi strategis sebagai Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri menggantikan Bambang Hendarso Danuri. Menurut Bambang, Susno adalah sosok yang memiliki memiliki integritas, konsisten keras, tegas dan tidak kompromis dengan pelaku kejahatan.

Nama Susno menjadi bahan pembicaraan masyarakat setelah kasus kriminalisasi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Bibit dan Chandra), maupun kasus pembunuhan berencana yang didakwakan kepada Ketua KPK Antasari Azhar. Susno lah yang mempopulerkan istilah kasus polisi versus KPK sebagai buaya versus cicak.

Selain itu namanya juga tersangkut dalam kasus korupsi penanganan perkara PT Salmah Arowana Lestari dan dana pengamanan Pilkada Jawa Barat 2008. Susno terbukti menyalahgunakan kewenangannya saat menjabat Kabareskrim Mabes Polri untuk melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus Arowana dengan menerima hadiah sebesar Rp500 juta untuk mempercepat penyidikan kasus tersebut.

PENDIDIKAN

Pendidikan:

    Akabri Kepolisian (1977),
    PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian)
    Sespati Polri

Pelatihan:

    Senior Investigator of Crime Course (1988).
    Hostage Negotiation Course di Universitas Louisiana AS (2000).
    Studi Perbandingan Sistem Kriminal di Kuala Lumpur, Malaysia (2001).
    Studi Perbandingan Sistem Polisi di Seoul, Korea Selatan (2003).
    Training Anti Money Laundering Counterpart di Washington DC, AS.

KARIR

    Pama Polres Wonogiri tahun 1978
    Kabag Serse Polwil Banyumas tahun 1988
    Waka Polres Pemalang tahun 1989
    Waka Polresta Yogyakarta tahun 1990
    Kapolres Maluku Utara tahun 1995
    Kapolres Madiun tahun 1997
    Kapolres Malang tahun 1998
    Waka Polwitabes Surabaya tahun 1999
    Wakasubdit Gaptid Dit Sabhara Polri tahun 2001
    Kabid Kordilum Babinkum tahun 2001
    Kabid Rabkum Div Binkum Polri tahun 2001
    Kapolda Jawa Barat tahun 2008
    Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri