Thursday, May 16, 2013

Tirto Utomo

Nama Lengkap : Tirto Utomo
Alias : Kwa Sien Biauw
Agama : -
Tempat Lahir : Wonosobo
Tanggal Lahir : 9 Maret 1930
Zodiac :
Hobby :

Warga Negara : Indonesia

 BIOGRAFI

Orang Indonesia pasti mengenal merk Aqua, Merk ini sangat dikenal masyarakat di seluruh daerah dari perkotaan sampai dengan pedesaan. Aqua menjadi pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia, yang merupakan ide dari Tirto Utomo yang tidak lain adalah Pendiri Aqua. Tirto Utomo atau Kwa Sien Biauw dilahirkan di Wonosobo, Jawa Tengah 8 Maret 1930. Karena di Wonosobo tidak ada SMP maka Tirto Utomo harus bersekolah di Magelang yang berjarak sekitar 60 kilometer, perjalanan itu ditempuh dengan sepeda. Kehidupannya tergolong lumayan karena orangtuanya pengusaha susu sapi an pedagang ternak. Lulus SMP Tirto Utomo melanjutkan sekolah ke HBS (sekolah setingkat SMA di zaman Hindia Belanda) di Semarang dan kemudian di Malang. Masa remaja Tirto Utomo dihabiskan di Malang dan di situlah dia bertemu dengan Lisa / Kienke (Kwee Gwat Kien). Seperti lazimnya sekolah Katholik pada waktu itu maka sekolah untuk murid laki-laki dan murid perempuan dipisah. Mereka berdua hanya sempat bertemu di lapangan sekolah.

Selama dua tahun kuliah di Universitas Gajah Mada yang ada di Surabaya, dia mengisi waktu luang dengan menjadi wartawan Jawa Pos dengan tugas khusus meliput berita-berita pengadilan. Namun, karena kuliah tidak menentu, akhirnya Tirto pindah ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Di Jakarta sambil kuliah ia bekerja sebagai Pimpinan Redaksi harian Sin Po dan majalah Pantja Warna. Pada tahun 1954 selepas SMA di Malang, Lisa masuk Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Sambil kuliah, Lisa bekerja di British American Tobacco (BAT Indonesia). Maret 19555 Lisa gagal mengikuti ujian kenaikan tingkat dan kemudian memutuskan berhenti kuliah. Saat Lisa mengajar bahasa Inggris di Batu Ceper, menjadi guru SD Regina Pacis, dan menerima jasa penerjemahan dan pengetikan, Lisa dilamar Tirto dan mereka menikah pada 21 Desember 1957 di Malang.

Musibah datang pada tahun 1959. Tirto diberhentikan sebagai pemimpin redaksi Sin Po. Akibatnya sumber keuangan keluarga menjadi tidak jelas. Namun, akibat peristiwa itulah Tirto Utomo memiliki kemauan yang bulat untuk menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum UI. Sementara Lisa berperan sebagai pencari nafkah yaitu dengan mengajar dan membuka usaha catering, Tirto belajar dan juga ikut membantu istrinya. Pada Oktober 1960 Tirto Utomo berhak menyandang gelar Sarjana Hukum. Setelah lulus, Tirto Utomo melamar ke Permina (Perusahaan Minyak Nasional) yang merupakan cikal bakal Pertamina. Setelah diterima, ia ditempatkan di Pangkalan Brandan. Di sana, keperluan mandi masih menggunakan air sungai. Berkat ketekunannya, Tirto Utomo akhirnya menanjak karirnya sehingga diberi kepercayaan sebagai ujung tombak pemasaran minyak.

Kedudukan Tirto Utomo sebagai Deputy Head Legal dan Foreign Marketing membuat sebagian besar hidupnya berada di luar negeri. Pada usia 48 tahun, Tirto Utomo memilih pensiun dini untuk menangani beberapa perusahaan pribadinya yakni AQUA, PT. Baja Putih, dan restoran Oasis. Aqua didirikan dengan modal bersama adik iparnya Slamet Utomo sebesar Rp 150 juta. Mereka mendirikan pabrik di Bekasi tahun 1973 dengan nama PT. Golden Mississippi dan merek produksi Aqua. Karyawan mula-mula berjumlah 38 orang. Mereka menggali sumur di pabrik pertama yang dibangun di atas tanah seluas 7.110 meter persegi di Bekasi. Setelah bekerja keras lebih dari setahun, produk pertama Aqua diluncurkan pada 1 Oktober 1974.

Bagaimana nama Aqua ini terbentuk? Desainer Singapura yang merancang logonya mengusulkan nama Aqua. Kata Eulindra Lim, sang desainer tersebut, Aqua mudah diucapkan dan mudah diingat selain bermakna ‘air’. Aqua sebenarnya bukan nama asing baginya. Dia sendiri sering memakai nama samaran ‘A Kwa’ yang bunyinya mirip dengan ‘Aqua’ semasa masih menjadi pemimpin redaksi harian Sin Po dan majalah
Pantja Warna di akhir tahun 1950. Nama A Kwa sendiri diambil dari nama aslinya yaitu Kwa Sien Biauw sedangkan nama Tirto Utomo mulai dipakainya pertengahan tahun 1960-an yang tidak sengaja diambil yang berarti ‘air yang utama’.

“Dulu bukan main sulitnya. Dikasih saja orang tidak mau. ‘Untuk apa minum air mentah’, itulah celaan yang tak jarang kami terima,” ujar Willy Sidharta. Saat itu minuman rignan berkabonasi seperti Cola Cola, Sprite, 7 Up, dan Green Spot sedang naik daun sehingga gagasan menjual air putih tanpa warna dan rasa, bisa dianggap sebagai gagasan gila.

Hingga 1978 penjualan Aqua tersendat-sendat. Tidak heran bila Tirto Utomo sendiri mengakui hampir menutup perusahaannya karena sekitar lima tahun berdiri tetapi titik impas belum juga dapat diraih. Ia tidak tahan harus menombok terus menerus. Tetapi selalu ada rezeki bagi orang yang ulet dan tabah. Tirto Utomo bersama manajemennya akhirnya mengeluarkan jurus pamungkas dengan menaikkan harga jual hampir tiga kali lipat. Waktu itu ide ini bisa dibilang juga bisa dibilang ide gila. Masa, ketika dalam kesulitan keuangan, bukannya menurunkan harga agar para pelanggan berminat tapi malah menaikkan harga. Tirto sendiri sudah menyiapkan antisipasi sekiranya upaya itu bakal menyebabkan penurunan omset. Namun, pasar bicara lain. Omset bukannya menurun malahan terdongkrak naik. Agaknya orang menilai harga tinggi sama dengan mutu tinggi. Aqua pun mulai melayani segmen yang tertarik untuk berlangganan.

Pada tahun 1982, Aqua mengganti bahan baku (air) yang semula berasal dari sumur bor ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self-flowing spring) karena dianggap mengandung komposisi mineral alami yang kaya nutrisi seperti kalsium, magnesium, potasium, zat besi, dan sodium. Salah satu pelanggannya yaitu kontraktor pembangunan jalan tol Jagorawi, Hyundai. Dari para insinyur Korea Selatan itu, kebiasaan minum air mineral pun menular kepada rekan kerja pribumi mereka. Melalui penularan semacam itulah akhirnya air minum dalam kemaasan diterima di masyarakat. Penampilan Tirto sehari-hari sangat sederhana, ramah, murah senyum, namun cerdas berpikir. Dalam hubungannya dengan bawahan, ia menganut gaya manajemen kekeluargaan dan mempercayai kemampuan karyawannya melalui sejumlah pengembangan dan pelatihan manajemen. Pada waktu itu biaya pengemasan dapat mencapai 65% dari biaya produksi. Melihat itu, Tirto Utomo kemudian menyetujui ide Willy untuk menggabungkan pabrik botol dengan bisnis air mineralnya yang bernama PT. Tirta Graha Parama.

Saat ini, keluarga Tirto Utomo bukan lagi pemegang saham mayoritas karena sejak tahun 1996 perusahaan makanan asal Prancis Danone menguasai saham mayoritas, sedangkan saham keluarga ‘tinggal’ 26 persen. Meskipun demikian, Willy Sidharta, yang merupakan anak kandung dari Tirto Utomo sendiri, memegang jabatan direktur dalam perusahaan tersebut. Pilihan bergabung dengan perusahaan multinasional diakui membuat langkah Aqua semakin lincah. Ketatnya persaingan industri air mineral menuntut upaya-upaya agresif. Sejak itu, terjadi perubahan besar dalam manajemen Aqua. Dalam produksi, Aqua juga melonjak tajam, dari 1 miliar liter sekarang mencapai 3.5 miliar liter. Aqua menguasai 40% pangsa pasar air mineral di dalam negeri.

    “Banyak orang mengira bahwa memproduksi air kemasan adalah hal yang mudah. Mereka pikir yang dilakukan hanyalah memasukkan air kran ke dalam botol. Sebetulnya, tantangannya adalah membuat air yang terbaik, mengemasnya dalam botol yang baik dan menyampaikannya ke konsumen.” Kata Tirto Utomo.

Tirto Utomo memang sudah wafat pada tahun 1994 namun prestasi Aqua sebagai produsen air minum dengan merek tunggal terbesar di dunia tetap dipertahankan sampai sekarang.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Tirto_Utomo
- http://sempurnaselalu.blogspot.com/2010/08/tirto-utomo-sang-inovatif-sejati-aqua.html
- http://www.kaskus.co.id/thread/5129388a1b76086a4900000d

Sunday, April 21, 2013

Raden Adjeng Kartini

Nama Lengkap : Raden Adjeng Kartini
Alias : No Alias
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jepara Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Senin, 21 April 1879
Zodiac : Taurus
Warga Negara : Indonesia
Suami : R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat
Anak : R.M Soesalit

BIOGRAFI

Raden Adjeng Kartini atau Raden Ayu Kartini merupakan sosok wanita pribumi yang dilahirkan dari keturunan bangsawan anak ke 5 dari 11 bersaudara ini merupakan sosok wanita yang sangat antusias dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Kartini sangat gemar membaca dan menulis,tapi sangat di sayangkan orang tuanya mengharuskan Kartini menimba ilmu hanya sampai sekolah dasar karena harus dipingit tetapi karena tekad bulat kartini untuk mencapai cita citanya, Kartini mulai mengembangkan dengan belajar menulis dan membaca bersama teman sesama perempuannya, saat itu juga Kartini juga belajar bahasa Belanda.

Kartini tidak pernah patah semangat,dengan rasa keingintahuan yang sangat besar, kartini ingin selalu membaca surat surat kabar, buku buku dan majalah eropa dari situlah terlintas ide untuk memajukan wanita wanita Indonesia dari segala keterbelakangan.ditambah dengan kemampuannya berbahasa Belanda, Kartini juga surat menyurat dengan korespondensi dari Belanda.

Sempat terjadi surat menyurat antara Kartini dan Mr.J.H Abendanon untuk pengajuan beasiswa di negeri Belanda, tetapi semua itu tidak pernah terjadi dikarenakan Kartini harus menikah pada 12 November 1903 dengan Raden Adipati Joyodiningrat yang pernah menikah 3 kali.

Perjuangan Kartini tidak berhenti setelah menikah, beruntung Kartini memiliki suami yang selalu mendukung akan cita citanya untuk memperjuangkan pendidikan dan martabat kaum perempuan, dari situlah Kartini mulai memperjuangkan untuk didirikannya sekolah Kartini pada tahun 1912 di Semarang. Pendirian sekolah wanita tersebut berlanjut di Surabaya, Jogjakarta, Malang, Madiun, Cirebon. Sekolah kartini didirikan oleh yayasan kartini, adapun yayasan Kartini sendiri didirikan oleh keluarga Van Deventer dan Tokoh Politik etis.

Kartini meninggal Selang beberapa hari setelah melahirkan anak pertama bernama R.M Soesalit pada 13 September 1904, tepatnya 4 hari setelah kelahiran R.M Soesalit, saat itu usia Kartini masih telatif muda di usia 25 tahun.

Setelah kematian Kartini, seorang Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda Mr.J.H Abendanon mulai membukukan surat menyurat kartini dengan teman temannya di eropa dengan judul  “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi.

PENGHARGAAN

- Tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan
- Setiap tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini
- Namanya dijadikan nama jalan di beberapa kota di Belanda. Seperti di Utrecht, Venlo, Amsterdam, Haarlem

Saturday, April 20, 2013

Rachel Maryam Sayidina

Nama Lengkap : Rachel Maryam Sayidina
Alias : No Alias
Agama : Islam
Tempat Lahir : Bandung, Jawa Barat
Tanggal Lahir : Minggu, 20 April 1980
Zodiac : Aries

BIOGRAFI

Lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 April 1980, Rachel Maryam Sayidina lebih dikenal sebagai aktris dan model. Ia lalu terjun ke dunia politik tahun 2001 dan kini menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014.

Diusung Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Rachel menang 25.540 suara dari daerah pemilihan Jawa Barat 2 meliputi Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Rachel duduk di Komisi I yang membidangi Pertahanan, Luar Negeri, dan Informasi.

Bakat seni sudah mengalir dalam darah Rachel. Nenek dari ibunya adalah pemain harpa sedangkan nenek dari ayahnya adalah seorang sinden. Merasa memiliki kemampuan akting, Rachel pun bergabung bersama kelompok teater saat duduk di SMUN 19 Bandung. Ia lalu bercita-cita untuk meneruskan kuliah di Institut Kesenian Jakarta.

Namun impian itu kandas kala sang bunda Marina Trijawati yang bercerai dari ayahnya Indra Sayidina, meminta Rachel sekolah bidang perhotelan. Rachel pun menurut dan masuk jurusan Food and Beverage Services di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

Hal itu tidak sesuai dengan hatinya. Akhirnya Rachel memutuskan untuk keluar dan pindah ke Jakarta untuk meraih cita-citanya. Ia masuk ke dunia model, kemudian berlanjut sebagai bintang video klip Sephia milik Sheila on 7 yang mengantarnya meraih Model Klip Terbaik MTV 2001.

Rachel kian percaya diri dengan kemampuan aktingnya. Ia terjun ke dunia sinteron dan film. Di sini bakatnya mulai diperhitungkan. Mulai dari aktingnya di ELIANA, ELIANA, ARISAN, JANJI JONI, dan VINA BILANG CINTA berhasil menarik perhatian publik. Rachel yang sempat menimba ilmu akting di Jerman selama tiga bulan berhasil meraih Piala Citra sebagai Aktris Pendukung Terbaik di film ARISAN.

Dalam kehidupan pribadinya, Rachel pernah menikah dengan Muhammad Akbar Perdana alias Ebes pada 25 Juli 2005. Dari pernikahan itu mereka dikaruniai seorang anak bernama Muhammad Kale Mata Angin pada 29 Juli 2006. Sayangnya, pernikahan itu terpaksa kandas pada 13 Oktober 2010.

Beberapa saat hidup sendiri, Rachel menemukan tambatan hati yang lain. Adalah Muhammad Haris Indra selaku anggota DPR yang dekat dengannya. Tapi lagi-lagi hubungan itu berakhir pada Mei 2011. Hingga akhirnya, Rachel benar-benar pasangan yang pas. Ia memutuskan menikah dengan seorang pengusaha bernama Edwin Aprihandono alias Edo pada 16 Desember 2011.


KARIR

  • Anggota DPR RI
  • Aktris
  • Model

PENGHARGAAN

  • Piala Citra ajang FFI 2004 sebagai Best Supporting Actress
  • Model Klip Terbaik MTV 2001

Sunday, April 7, 2013

Jamal Mirdad

Nama Lengkap : Jamal Mirdad
Alias : No Alias
Agama : Islam
Tempat Lahir : Kudus
Tanggal Lahir : Kamis, 7 April 1960
Zodiac : Aries
Warga Negara : Indonesia
Istri : Lydia Kandou
Anak : Nana Mirdad, Naysila Mirdad, Kenang Kana, Nathana Ghaza


BIOGRAFI

Jamal Mirdad adalah penyanyi senior Indonesia. Selain sebagai seorang penyanyi, dia juga sempat membintangi beberapa film layar lebar. Pria kelahiran Kudus ini juga sering kali tampil sebagai presenter dan pembawa acara dalam program-program televisi. Bahkan Jamal sempat juga menjadi bintang iklan.

Langkah Jamal sempat menjadi kontroversi karena dia memutuskan untuk menikah dengan Lydia Kandou yang berbeda kepercayaan dengannya. Jamal beragama Islam sementara Lydia beragama Kristen. Namun pernikahan mereka tetap awet hingga saat ini dan membuahkan empat orang anak, Nana Mirdad, Naysila Mirdad, Kenang Nana, dan Nathana Ghaza.

Dua orang anak Jamal rupanya mengikuti jejak langkah Jamal dan Lydia. Nana dan Naysila mewarisi kepiawaian berakting kedua orang tuanya dan menjadi bintang sinetron yang bersinar saat ini.

Jamal termasuk penyanyi yang produktif. Dalam karirnya, Jamal menelurkan belasan album pop dan beberapa album dangdut.

Album pop Jamal adalah:
•    Hati Selembut Salju (1981)
•    Madu dan Racun
•    Hati Lebur Jadi Debu
•    Hati Seorang Kawan Baru
•    Hati Kecil Penuh Janji
•    Rasa Cinta Bukan Dosa
•    Antara Aku dan Dia
•    Hati Seteguh Karang
•    Jamilah
•    Julaeha
•    Mariam Soto
•    Masih Adakah Cinta
•    Dibalik Rindu Ada Dusta (Nathalia)
•    Susan... Bukan Aku Merayu
•    Amanda
•    Cinta Anak Kampung
•    Yang Penting Hepi
•    Baru Lima Menit
•    U..Lay..Lay
Album dangdut Jamal:
•    Madunya Iblis
•    Suminah
•    Merasa Hokey
•    Bujangan
•    Goyang DPR

Sementara film-film yang dibintang pria yang kini berusia 51 tahun ini adalah AIDS Phobia, Ramadan dan Ramona (yang dibintanginya bersama sang istri), Kun Fayakun, Ranjang Tak Bertuan, dan Isabella.

Saat ini, Jamal tidak terlalu banyak berkecimpung dalam dunia selebritis Indonesia. Dia lebih memilih untuk aktif dalam bidang politik. Jamal sendiri sekarang menjadi salah satu anggota DPR terpilih untuk masa bakti 2009-2014 dari Partai Gerakan Indonesia Raya.

Wednesday, March 20, 2013

A. Edwin Kawilarang

Nama Lengkap : A. Edwin Kawilarang
Alias : No Alias
Agama : Kristen
Tempat Lahir : Bandung, Jawa Barat
Tanggal Lahir : Sabtu, 20 Maret 1954
Zodiac : Pisces

Ayah : Alex Evert Kawilarang
Ibu : Petronella Isabella van Emden
Istri : Trini Boediharumie

BIOGRAFI

Ir. A. Edwin Kawilarang adalah seorang pengusaha sekaligus seorang politisi yang merupakan putra dari Alex Evert Kawilarang, seorang perwira militer Angkatan '45 dan mantan anggota KNIL. Kedua orang tua Edwin berpisah saat usianya menginjak empat tahun. Pria kelahiran Bandung, 20 Maret 1954 ini mulai membangun usaha bisnis propertinya dengan mendirikan PT. Bimantara Siti Wisesa yang bergerak di bidang perumahan di daerah sekitar Jakarta hingga Bekasi.

Selain itu, Edwin juga mendirikan PT. Abadi Guna Papan yang bergerak di bidang yang sama yakni pengembangan daerah perumahan di wilayah sekitar Bandung. Selanjutnya Edwin mendirikan PT. Kuripan Raya, di mana melalui badan ini dia mengembangkan proyek perumahan skala besar di Parung dengan nama Telaga Kahuripan. Selain telah membangun kerajaan bisnisnya di bidang properti, Insinyur Planologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini juga aktif di kepengurusan DPP Real Estate Indonesia (REI). Beberapa jabatan penting pernah dipegangnya, mulai dari Sekretaris Jenderal DPP REI (1992-1995) dan Ketua Umum DPP REI (1995-1998).

Edwin juga mulai merambah dunia politik dengan menjadi Bendahara Umum DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) periode 1994-1997, Ketua Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan ABRI (FKPPI) periode 1998-2003, Pimpinan Fraksi Karya Pembangunan MPR RI (Oktober 1998-November 1999), Fungsionaris DPP Golkar (1998-sekarang), anggota MPR RI utusan daerah Sulawesi Utara dan Pimpinan Fraksi Partai Golkar MPR RI.

Pada periode kepemimpinannya di DPP REI, Edwin berhasil memperjuangkan masalah perpajakan, yaitu PPh Final, yang sekarang sudah dihapus. Selain itu, Edwin juga pernah mengusulkan untuk mengantisipasi otonomi daerah, di mana dia mengimbau agar REI mengadakan forum-forum pertemuan dengan pemerintah daerah, yang juga melibatkan unsur pemerintah pusat. Hal ini dia maksudkan untuk menjelaskan bahwa jangan sampai otonomi ini hanya sebagai alat pemda untuk mendapat Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Di tahun 2004, dengan didukung oleh Partai golongan Karya (Golkar) Edwin terpilih untuk menjadi anggota DPR RI untuk daerah pilihan Sulawesi Utara. Di sana dia mendapat tugas untuk bergabung dengan Komisi Keuangan, Perencanaan Pembangunan Nasional, Perbankan, Lembaga Keuangan Bukan Bank (Komisi XI).

PENDIDIKAN


- 1982 Jurusan Planologi, ITB

KARIR

- Anggota DPR RI fraksi Golkar
- Sekretaris Jenderal DPP REI (1992-1995)
- Ketua Umum DPP REI (1995-1998)



Friday, January 11, 2013

Ulil Abshar Abdalla

Nama Lengkap : Ulil Abshar Abdalla
Alias : No Alias
Agama : Islam
Tempat Lahir : Pati, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Rabu, 11 Januari 1967
Zodiac : Capricorn

Warga Negara : Indonesia
No Relation

BIOGRAFI

Ulil Abshar Abdalla adalah seorang tokoh islam Liberal di Indonesia yang berafiliasi dengan Jaringan Islam Liberal. Perseteruannya dengan organisasi Front Pembela Islam dan pengakuannya atas dirinya adalah seorang muslim liberal banyak mengundang kontroversi. Ulil Abshar lahir di Pati, Jawa Tengah pada tanggal 11 Januari 1967. Ayahnya, Abdullah Rifa'i adalah pengelola pesantren Mansajul Ulum di Pati. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga Nahdatul Ulama.

Ulil menyelesaikan pendidikan menengahnya di Madrasah Mathali'ul Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah yang diasuh oleh KH. M. Ahmad Sahal Mahfudz. Dia mendapat gelar Sarjananya di Fakultas Syari'ah LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) Jakarta, dan pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara dan memperoleh gelar Doktoral di Boston University, Massachussetts, AS.

Ia dikenal karena aktivitasnya sebagai Koordinator Jaringan Islam Liberal. Dalam aktivitas di kelompok ini, Ulil menuai banyak simpati sekaligus kritik. Atas kiprahnya dalam mengusung gagasan pemikiran Islam ini, Ulil disebut sebagai pewaris pembaharu pemikiran Islam setelah Cak Nur. Selain itu Ulil pernah menjadi Ketua Lakpesdam (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Nahdlatul Ulama, Jakarta, sekaligus juga menjadi staf peneliti di Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Jakarta, serta Direktur Program Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP).

Sebagai politikus, ia menjabat sebagai Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengurus Pusat dari Partai Demokrat selama masa jabatan Ketua Umum Anas Urbaningrum. Kehadiran gagasan liberalisasi Islam, yang kemudian dikenal dengan sebutan "Islam Liberal," oleh Ulil telah menimbulkan kontroversi dan perdebatan panjang. Ini karena banyaknya ide dan gagasan yang ia usung sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip akidah dan syariat Islam.

Dalam artikelnya "Menjadi Muslim dengan perspektif liberal" telah menuai banyak kontroversi. Gagasan-gagasan yang tertuang dalam artikelnya banyak dianggap menyimpang dari akidah dan syariat Islam. Serta perseteruannya dengan Front Pembela Islam yang berbuntut panjang membuat Ulil menjadi sosok yang sangat kontroversial. Setelah FPI membeberkan dugaan adanya dana Rp. 62 Milyar yang mengalir untuk membubarkan FPI, pengurus FPI kembali membuka keborokan Ulil yang berniat membubarkan FPI sejak 2006. Pimpinan FPI mengatakan bahwa Ulil terlibat perselingkuhan dengan seorang perempuan bernama Marchelinta Dhika.

SOCIAL MEDIA

Saturday, October 20, 2012

Hotman Paris Hutapea

Nama Lengkap : Hotman Paris Hutapea
Alias : No Alias
Agama : Kristen
Tempat Lahir : Laguboti, Sumatera utara
Tanggal Lahir : Jumat, 20 Oktober 1950
Zodiac : Balance

Warga Negara : Indonesia

Istri : Agustianne Sinta Dame Marbun

BIOGRAFI

Hotman Paris Hutapea lahir di sebuah desa kecil di Tapanuli Utara. Meski berasal dari keluarga yang cukup, namun kehidupannya semasa kecil terbilang sederhana. Karena sejak kecil, kedua orangtuanya telah membiasakan kehidupan yang disiplin dan serba teratur. Bahkan sang ayah selalu mengajari anak-anaknya bagaimana hidup dengan menghargai uang dan tak pernah memanjakan.

Menjadi seorang pengacara sukses seperti sekarang ini, sebelumnya tak pernah ada di dalam bayangannya. Apalagi bisa dibilang menjadi selebritis yang dikenal seantero negeri ini, bahkan sampai ke luar negeri. Tetapi inilah Hotman Paris Hutapea, seorang pengacara nyentrik yang saat ini punya nama di Indonesia. Gayanya yang ceplas ceplos dan suaranya yang lantang membuat dirinya banyak dikenal orang. Tetapi banyak yang memuji, ada pula yang membencinya.

Seringnya ia membela artis yang sedang bermasalah, sering dicap oleh orang sebagai pengacara yang cari popularitas dan mencari uang semata. Meski begitu, semua cibiran yang dialamatkan kepadanya tidak menyurutkan ia untuk tetap membela kaum artis dari masalah.

PENDIDIKAN
  •     S-1 (sarjana Hukum) Fakultas Hukum, Universitas parahyangan, Bandung, 1981
  •     S-2 (Magister Ilmu Hukum) Univeristy of Technoology, Sydney, Australia, 1990
  •     S-2 (Master Ilmu Hukum) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
  •     S-3 (Doktor) Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, 2011

KARIR
  •     OC Kaligis & Associates Law Firm
  •     Nasution Lubis Hadiputranto Law Firm (1982)
  •     Free Hill Hollingdale & Page, Sidney (1987-1998)
  •     Founder Hotman Paris Hutapea & Partners (1999)
  •     Asosiasi Konsultan Hukum Pasar Modal (Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal / HKHPM)
  •     Dijuluki sebagai “Raja Pailit” dan pengacara selebritis Indonesia.